Rabu, 10 Juni 2015

[017] Al Israa' Ayat 030

««•»»
Surah Al Israa' 30

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
««•»»
inna rabbaka yabsuthu alrrizqa liman yasyaau wayaqdiru innahu kaana bi'ibaadihi khabiiran bashiiraan
««•»»
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
««•»»
Indeed your Lord expands the provision for whomever He wishes, and tightens it. Indeed He is well aware and percipient of His servants.
««•»»

Kemudian Allah SWT menghibur Rasul Nya dan kaum Muslimin bahwa keadaan mereka tidak mampu itu hanyalah bersifat sementara. Dan sifat itu bukanlah hina di hadapan Allah, akan tetapi semata-mata karena kehendak Allah yang memberi dan mengatur rezeki. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia lah yang melapangkan rezeki kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba Nya, dan Dia pulalah yang menyempitkannya. Kesemuanya berjalan menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap hamba-hamba Nya dalam usaha mencari harta dan cara memperkembangkannya, yang sangat erat hubungannya dengan alat dan pengetahuan tentang pengolahan harta itu. Yang demikian itu adalah ketentuan Allah yang bersifat umum yang berlaku bagi seluruh hambanya. Namun demikian Allah jualah yang menentukan menurut kehendak Nya.

Di akhir ayat ini Allah SWT menegakkan bahwa Dia Maha Mengetahui akan hamba-hamba-Nya, siapakah di antara mereka yang memanfaatkan kekayaan demi kemaslahatan dan siapakah yang menggunakannya untuk kemudaratan. Dan siapakah di antara hamba-hamba-Nya yang dalam kemiskinan tetap bersabar dan tawakal kepada Allah, dan siapa di antara hamba-hamba-Nya, karena kemiskinannya kemudian menjadi orang-orang yang berputus asa, jauh dari rahmat Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya, bagaimana mereka mengurusi dan mengatur harta benda, apakah mereka itu membelanjakan harta pemberian Allah itu dengan boros ataukah dia itu bakhil.

Oleh sebab itulah maka kaum Muslimin hendaknya tetap berpegang kepada ketentuan-ketentuan Allah, dengan menaati segala perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Dalam membelanjakan harta hendaklah berlaku wajar. Hal itu termasuk sunah di antara sunah-sunah Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezeki) meluaskannya (kepada siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya) menyempitkannya kepada siapa yang Dia kehendaki (sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya) mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang terlahirkan tentang diri mereka karena itu Dia memberi rezeki kepada mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
««•»»
Truly your Lord expands provision, He makes it abundant, for whomever He will and He straitens, He restricts it for whomever He will. Indeed He is ever Aware and Seer of His servants, Knower of what they hide and what they manifest, giving them provision in accordance with their welfare.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 29][AYAT 31]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#17:30

[017] Al Israa' Ayat 029

««•»»
Surah Al Israa' 29

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
««•»»
walaa taj'al yadaka maghluulatan ilaa 'unuqika walaa tabsuthhaa kulla albasthi fataq'uda maluuman mahsuuraan
««•»»
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya {852} karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
{852} Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah.
««•»»
Do not keep your hand chained to your neck, nor open it altogether,[1] or you will sit blameworthy, regretful.
[1] That is, neither be miserly nor be a spendthrift.
««•»»

Kemudian Allah SWT menjelaskan cara-cara yang baik dalam membelanjakan harta, yaitu Allah SWT melarang orang menjadikan tangannya terbelenggu pada leher. Ungkapan ini adalah lazim dipergunakan oleh orang-orang Arab, yang berarti larangan berlaku bakhil. Allah melarang orang-orang yang bakhil, sehingga enggan memberikan harta kepada orang lain, walaupun sedikit. Sebaliknya Allah juga melarang orang yang terlalu mengulurkan tangan, ungkapan serupa ini berarti melarang orang yang berlaku boros membelanjakan harta, sehingga belanja yang dihamburkannya melebihi kemampuan yang dimilikinya. Akibat orang yang semacam itu akan menjadi tercela, dan dicemoohkan oleh handai-tolan serta kerabatnya dan menjadi orang yang menyesal karena kebiasaannya itu akan mengakibatkan dia tidak mempunyai apa-apa.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa cara yang baik dalam membelanjakan harta ialah membelanjakannya dengan cara yang layak dan wajar, tidak terlalu bakhil dan tidak terlalu boros.

Adapun keterangan-keterangan yang didapat dari hadis-hadis Nabi dapat dikemukakan sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan ahli hadis yang lain, dari Ibnu Abbas ia berkata: "Rasulullah saw bersabda:
ما عال من اقتصد
"Tidak akan menjadi miskin orang yang berhemat".

Imam Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas, Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah saw bersabda:
الإقتصاد في النفقة نصف المعيشة
Berlaku hemat dalam membelanjakan harta, separoh dari penghidupan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya janganlah kamu menahannya dari berinfak secara keras-keras; artinya pelit sekali (dan janganlah kamu mengulurkannya) dalam membelanjakan hartamu (secara keterlaluan, karena itu kamu menjadi tercela) pengertian tercela ini dialamatkan kepada orang yang pelit (dan menyesal) hartamu habis ludes dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi karenanya; pengertian ini ditujukan kepada orang yang terlalu berlebihan di dalam membelanjakan hartanya.
««•»»
And do not keep your hand chained to your neck, in other words, do not withhold it completely from expending, nor open it, in order to expend, completely, or you will sit blameworthy — this refers to the first case — and denuded, cut off, having nothing — this refers to the latter case.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Mundzir mengetengahkan sebuah hadis melalui Syihab yang menceritakan, bahwa jika Rasulullah saw. membacakan Alquran kepada orang-orang musyrik Quraisy dengan maksud untuk mengajak mereka kepada ajaran Alquran, maka mereka berkata dengan nada yang memperolok-olokkan,

yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Hati kami berada dalam tutupan yang menutupi apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding."
(QS. Fushshilat [41]:5).

Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam peristiwa tersebut seperti apa yang mereka kehendaki dalam perkataan mereka itu, yaitu,
"Dan apabila kamu membaca Alquran..."
(QS. Al Israa [17:45)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 28][AYAT 30]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
29of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=29&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#17:29

[017] Al Israa' Ayat 028

««•»»
Surah Al Israa' 28

وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا مَيْسُورًا
««•»»
wa-immaa tu'ridhanna 'anhumu ibtighaa-a rahmatin min rabbika tarjuuhaa faqul lahum qawlan maysuuraan
««•»»
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas {851}.
{851} Maksudnya: apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah kepada mereka Perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kamu. dalam pada itu kamu berusaha untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
««•»»
And if you have to overlook them [for now], seeking the mercy of your Lord which you expect [in the future], speak to them gentle words.
««•»»

Dalam pada itu Allah SWT menjelaskan bagaimana sikap yang baik, yang harus diperlakukan kepada orang-orang yang sangat menghajatkan pertolongan, padahal orang yang berhajat itu tidak mempunyai kemampuan untuk menolongnya. Allah SWT menjelaskan bahwa apabila seorang terpaksa harus berpaling, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membantu dan meringankan beban derita keluarga-keluarga yang dekat, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, padahal ia malu menyatakan penolakan itu, karena mengharapkan kelapangan dari pada Allah, maka hendaklah ia mengatakannya kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan itu dengan perkataan yang pantas, yaitu perkataan yang lemah lembut. Dan andai kata ia mempunyai kesanggupan di waktu yang lain, maka hendaklah berjanji dengan janji yang dapat memuaskan hati mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kamu berpaling dari mereka) artinya dari orang-orang yang telah disebutkan tadi, yaitu kaum kerabat yang dekat dan orang-orang lain sesudahnya, dalam arti kata kamu masih belum mampu untuk memberi mereka akan hak-haknya (untuk memperoleh rahmat dari Rabbmu yang kamu harapkan) artinya kamu masih mencari rezeki yang kamu harap-harapkan kedatangannya, kemudian setelah kamu mendapatkannya akan memberikan sebagian daripadanya kepada mereka (maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas) yakni ucapan yang lemah lembut; seumpamanya kamu menjanjikan kepada mereka akan memberi jika rezeki telah datang kepadamu.
««•»»
But if you [have to] overlook them, that is, the kinsmen and the others mentioned, and do not give to them, seeking mercy from your Lord, [a mercy] which you expect [in the future], that is, [you do not give to them] because of a request for provision which you are waiting to come to you [from your Lord], before you give to them, then speak to them gentle words, pleasant and reasonable [words], promising them that you will give to them when the provision [from God] arrives.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Said bin Manshur mengetengahkan sebuah hadis melalui Sayar Abul Hakam yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. telah menerima sejumlah pakaian; sedangkan Rasulullah saw. adalah orang yang sangat dermawan, maka beliau membagi-bagikannya kepada orang-orang lain. Kemudian datanglah suatu kaum kepadanya untuk meminta pakaian akan tetapi mereka mendapatkan bahwa pakaian itu telah habis terbagi.

Maka Allah swt. telah menurunkan firman-Nya,
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya..."
(QS. Al Israa [17]:29)

Ibnu Murdawaih dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Masud r.a. yang menceritakan bahwa ada seorang anak datang kepada Nabi saw. lalu ia berkata, "Sesungguhnya ibuku meminta kepadamu ini dan itu." Nabi saw. menjawab, "Hari ini kami tidak mempunyai apa-apa." Lalu anak itu berkata, "Ibuku berpesan supaya saya menyampaikan kepadamu, berikanlah bajumu kepadaku."
Maka Nabi saw. melepas baju gamisnya dan memberikannya kepada anak itu sehingga Nabi saw. tinggal di dalam rumah saja tanpa memakai baju.

Maka pada saat itu juga turunlah firman-Nya,
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal."
(QS. Al Israa [17]:29)

Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang lain melalui Abu Umamah bahwa Nabi saw. berkata kepada Siti Aisyah r.a., "Cukuplah bagiku menafkahkan apa yang ada padaku." Maka Siti Aisyah r.a. berkata, "Kalau begitu habislah semuanya."

Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya,
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu..."
(QS. Al Israa [17]:29).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 27][AYAT 29]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
28of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=28
http://al-quran.info/#17:28

[017] Al Israa' Ayat 027

««•»»
Surah Al Israa' 27

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
««•»»
inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan
««•»»
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
««•»»
Indeed the wasteful are brothers of satans, and Satan is ungrateful to his Lord.
««•»»

Kemudian Allah SWT menyatakan bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan. Ungkapan serupa ini biasa dipergunakan oleh orang-orang Arab. Orang yang membiasakan diri mengikuti sesuatu peraturan dan sesuatu kaum atau mengikuti jejak langkahnya, disebut saudara-saudara kaum itu. Jadi orang-orang yang memboroskan hartanya, berarti orang-orang yang mengikuti langkah setan. Dan yang dimaksud pemboros-pemboros dalam ayat ini ialah orang-orang yang menghambur-hamburkan harta bendanya dalam perbuatan maksiat dan perbuatan itu tentunya di luar perintah Allah. Orang-orang yang serupa inilah yang disebut kawan-kawan setan. Di dunia mereka itu tergoda oleh setan, dan di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam bersama-sama setan itu pula.

Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran) Kami adakan baginya setan (yang menyesatkannya), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
(QS. Al Zukhruf [43]:36)

Dan firman Allah SWT:
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
(Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang lalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah."
(QS. Ash Shaaffaat [37]:22)

Di akhir ayat Allah SWT menjelaskan bahwa setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya, maksudnya sangat ingkar kepada nikmat Allah yang diberikan kepadanya, dan tidak mau mensyukurinya, bahkan setan itu membangkang tidak mau menaati perintah Allah, malah menggoda manusia agar berbuat maksiat. Maka apabila setan itu dinyatakan kafir (sangat ingkar), tentulah teman-temannya, yaitu orang-orang yang mengikuti ajakan setan itu akan menjadi kayu bakar api neraka.

Al Karkhi menjelaskan bahwa demikian pulalah keadaan orang yang diberi limpahan harta dan kemuliaan, kemudian apabila orang itu memanfaatkan harta dan kemuliaan itu di luar batas-batas yang diridai Allah, maka orang itu mengingkari nikmat Allah. Orang yang berbuat seperti itu, baik sifat ataupun perbuatannya, dapat disamakan dengan perbuatan setan.

Ayat ini diturunkan Allah dalam rangka menjelaskan perbuatan orang-orang Jahiliah. Telah jadi kebiasaan orang-orang Arab menumpuk harta yang mereka peroleh dari harta rampasan perang. Perampokan-perampokan dan penyamunan, kemudian harta itu mereka pergunakan untuk foya-foya, untuk dapat kemasyhuran. Orang-orang musyrik Quraisy pun menggunakan harta untuk menghalangi tersebarnya agama Islam, melemahkan pemeluk-pemeluknya, dan membantu musuh-musuh Islam, maka turunlah ayat itu untuk menyatakan betapa jeleknya usaha mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya orang-orang pemboros itu adalah saudara-saudara setan) artinya berjalan pada jalan setan (dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya) sangat ingkar kepada nikmat-nikmat yang dilimpahkan oleh-Nya, maka demikian pula saudara setan yaitu orang yang pemboros.
««•»»
Indeed squanderers are brothers of devils, that is, they follow their way, and the Devil was ever ungrateful to his Lord, extremely rejective of His graces: likewise his brother the squanderer.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 26][AYAT 28]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
27of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=27&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#17:27

[017] Al Israa' Ayat 026

««•»»
Surah Al Israa' 26

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
««•»»
waaati dzaa alqurbaa haqqahu waalmiskiina waibna alssabiili walaa tubadzdzir tabdziiraan
««•»»
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
««•»»
Give the relatives their [due] right, and the needy and the traveller [as well], but do not squander wastefully.
««•»»

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin agar menunaikan hak kepada keluarga-keluarga yang dekat, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Hak yang harus ditunaikan itu ialah: "Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun, serta membantu meringankan penderitaan-penderitaan yang mereka alami. Kalau umpamanya ada di antara keluarga-keluarga yang dekat, ataupun orang-orang miskin dan orang-orang yang ada dalam perjalanan itu memerlukan biaya yang diperlukan untuk keperluan hidupnya maka hendaklah diberi bantuan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang yang dalam perjalanan yang patut diringankan penderitaannya, ialah orang yang melakukan perjalanan karena tujuan-tujuan yang dibenarkan oleh agama. Orang yang demikian keadaannya perlu dibantu dan ditolong agar segera tercapai apa yang menjadi maksud dan tujuannya.

Di akhir ayat Allah SWT melarang kaum muslimin membelanjakan harta bendanya secara boros. Larangan ini bertujuan agar kaum muslimin mengatur perbelanjaannya dengan perhitungan yang secermat-cermatnya, agar apa yang dibelanjakannya sesuai dan tepat dengan keperluannya; tidak boleh membelanjakan harta kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya, atau memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.

Sebagai keterangan lebih lanjut, bagaimana seharusnya kaum muslimin membelanjakan hartanya,

disebutkan firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."
(QS. Al Furqaan [25]:67)

Adapun keterangan yang dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkan,

yang dapat dari hadis-hadis Nabi adalah sebagai berikut:
وعن عبد الله ابن عمر قال: مر رسول الله صلى الله عليه وسلم بسعد وهو يتوضأ، فقال: ما هذا السرف يا سعد؟ قال أو في الوضوء سرف؟ قال نعم وإن كنت على نهر جار
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Rasulullah saw, bertemu dengan Saad pada saat berwudu', lalu Rasulullah bersabda: "Alangkah borosnya wudu-mu itu hai Saad!". Saad berkata: "Apakah di dalam berwudu' ada pemborosan.? "Rasulullah saw bersabda: meskipun kamu berada di tepi sungai yang mengalir".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan berikanlah) kasihkanlah (kepada keluarga-keluarga yang dekat) famili-famili terdekat (akan haknya) yaitu memuliakan mereka dan menghubungkan silaturahmi kepada mereka (kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros) yaitu menginfakkannya bukan pada jalan ketaatan kepada Allah.
««•»»
And give the kinsman his due, of dutifulness and kindness, and the needy and the traveller [as well]; and do not squander, by expending for [any purpose] other than in obedience to God.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Said bin Manshur mengetengahkan sebuah hadis melalui `Atha Al-Khurrasani yang menceritakan, bahwa ada segolongan orang-orang dari kabilah Muzayyanah datang untuk meminta makanan kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Aku tidak menemukan apa yang harus aku berikan kepada kalian." Lalu mereka berpaling pergi, sedangkan mata mereka mencucurkan air mata karena sedih; mereka menduga bahwa hal tersebut karena kemarahan Rasulullah saw. terhadap diri mereka. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat..." (Q.S. Al-Isra 28). Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Dhahhak yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang miskin yang meminta-minta kepada Nabi saw.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 25][AYAT 27]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
26of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#17:26

[017] Al Israa' Ayat 025

««•»»
Surah Al Israa' 25

رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِينَ غَفُورًا
««•»»
rabbukum a'lamu bimaa fii nufuusikum in takuunuu shaalihiina fa-innahu kaana lil-awwaabiina ghafuuraan
««•»»
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
««•»»
Your Lord knows best what is in your hearts. Should you be righteous, He is indeed most forgiving toward penitents.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT memperingatkan kepada kaum Muslimin agar, mereka benar-benar memperhatikan urusan kebaktian kepada kedua ibu bapak dan tidak menganggapnya sebagai urusan yang remeh, dengan menjelaskan bahwa Tuhanlah yang lebih mengetahui apa yang tergerak dalam hati mereka, apakah mereka benar-benar mendambakan kebaktiannya kepada kedua iba bapak dengan rasa kasih sayang dan penuh kesadaran, ataukah kebaktian mereka hanyalah pernyataan lahiriyah saja, sedang di dalam hati mereka sebenarnya durhaka dan membangkang. Itulah sebabnya Allah menjanjikan bahwa apabila mereka benar-benar orang-orang yang berbuat baik, yaitu benar-benar menaati tuntutan Allah, berbakti kepada kedua ibu bapak dalam arti yang sebenar benarnya, maka Allah akan memberi ampunan kepada mereka atas perbuatan yang melampaui batas-batas ketentuan Tuhan, Allah Maha Pengampun kepada siapa saja yang mau bertobat dan kembali menaati perintah-Nya.

Di dalam ayat ini terdapat janji baik yang ditujukan kepada orang-orang yang hatinya terbuka untuk mendambakan kebaktiannya kepada ibu bapaknya, dan sebaliknya terdapat ancaman keras yang ditujukan kepada orang-orang yang meremehkan kebaktian kepada kedua ibu bapaknya, apalagi yang sengaja mendurhakai kedua ibu bapaknya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Rabb kalian lebih mengetahui apa yang ada dalam hati kalian) apa yang terpendam di dalamnya berupa perasaan berbakti dan menyakiti (jika kalian orang-orang yang baik) taat kepada Allah (maka sesungguhnya Dia kepada orang-orang yang bertobat) orang-orang yang kembali kepada Allah dengan berbuat taat kepada-Nya (Maha Pengampun) terhadap apa yang telah mereka lakukan sehubungan dengan hak-hak kedua orang tua, yaitu berupa perbuatan yang menyakitkan lalu dengan segera mereka bertobat dan tidak akan berbuat yang menyakitkan lagi kepada keduanya.
««•»»
Your Lord knows best what is in your hearts, [in the way] of what may be concealed of dutifulness or disobedience [to parents]. If you are righteous, obedient to God, then truly, to those who are penitent, those who return to obedience of Him, He is Forgiving, of any slip that might have issued on their part regarding their duty to the parents, so long as they do not conceal [within themselves] any disrespect [towards them].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#17:25