Jumat, 27 Maret 2015

[017] Al Israa' Ayat 017

««•»»
Surah Al Israa' 17

وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُونِ مِنْ بَعْدِ نُوحٍ وَكَفَى بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
««•»»
wakam ahlaknaa mina alquruuni min ba'di nuuhin wakafaa birabbika bidzunuubi 'ibaadihi khabiiran bashiiraan
««•»»
Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.
««•»»
How many generations We have destroyed since Noah! Your Lord suffices as one well aware and percipient of His servants’ sins.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT mengisahkan kaum-kaum yang mengalami nasib yang sama setelah Nuh. Mereka itu dibinasakan karena pembangkangan mereka terhadap utusan-utusan Allah, yang diutus Allah untuk menghentikan pembangkang-pembangkang itu, dan mengajak mereka kembali menaati Allah. Ayat ini sebagai penegasan terhadap ayat yang lalu, bahwa tiap kaum yang tetap membangkang setelah datangnya Rasul yang memberi peringatan kepada mereka, pasti akan mengalami nasib yang sama dengan umat-umat terdahulu.

Di akhir ayat Allah SWT menyebutkan bahwa balasan yang serupa itu adalah balasan yang bijaksana dan adil, karena Allah telah cukup mengetahui tindak tanduk mereka, lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sudah berapa banyak) telah banyak (Kami binasakan umat-umat) bangsa-bangsa (sesudah Nuh. Dan cukuplah Rabbmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya) Dia mengetahui dosa-dosa mereka yang tersembunyi dan dosa-dosa mereka yang terang-terangan. Lafal bidzunuubi bertaalluq kepada lafal khabiiran dan bashiiran.
««•»»
How many — in other words, many — generations, communities, We have destroyed since Noah! And your Lord suffices as One Informed and Beholder of the sins of His servants, Knower of the hidden and manifest aspects of these [sins] (bi-rabbika, ‘your Lord’, is semantically connected to bi-dhunūb, ‘of the sins’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 16][AYAT 18]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
17of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#17:17

[017] Al Israa' Ayat 016

««•»»
Surah Al Israa' 16

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
««•»»
wa-idzaa aradnaa an nuhlika qaryatan amarnaa mutrafiihaa fafasaquu fiihaa fahaqqa 'alayhaa alqawlu fadammarnaahaa tadmiiraan
««•»»
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
««•»»
And when We desire to destroy a town We command its affluent ones [to obey Allah]. But they commit transgression in it, and so the word becomes due against it, and We destroy it utterly.
««•»»

Kemudian dari pada itu Allah SWT menjelaskan bahwa apabila Dia berkehendak membinasakan sesuatu negeri, maka Allah SWT kepada orang-orang yang hidup mewah di negerinya supaya menaati Allah. Maksudnya apabila sesuatu kaum telah melakukan kemaksiatan dan kejahatan secara merata, yang semestinya itu pantas dijatuhi siksaan dengan jalan menghancurkan negeri mereka dengan bencana alam, sebagai balasan yang setimpal, maka Allah SWT, karena keadilan Nya, tidaklah segera menjatuhkan siksaan itu, sebelum memberikan peringatan kepada para pemimpin mereka untuk menghentikan kemaksiatan dan kejahatan kaumnya dan kembali taat kepada Allah.

Akan tetapi menurut sejarah, mereka itu tidak mau mendengarkan peringatan itu, bahkan mereka menjadi pendurhaka-pendurhaka di dalam negeri itu dengan cara membangkang dan menentang peringatan itu dan memperolok-oloknya.

Maka sebagai tindakan yang pantas diperlakukan atas mereka, jalan memusnahkan mereka dari muka bumi dengan azab siksaan yang berupa bencana alam. Itulah ketentuan Allah yang tak dapat dielakkan lagi, yaitu Allah menghancurkan negeri itu sehancur-hancurnya, sehingga tidak ada sedikitpun yang tersisa, baik rumah-rumah mereka maupun harta kekayaan mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu) yakni orang-orang kaya yang dimaksud para pemimpinnya, yaitu untuk taat kepada Kami melalui lisan rasul-rasul Kami (tetapi mereka melakukan kefasikan di negeri itu) maka menyimpanglah mereka dari perintah Kami (maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan Kami) azab Kami (kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya) artinya Kami binasakan negeri itu dengan membinasakan penduduknya serta menghancurkan negerinya.
««•»»
And when We desire to destroy a town We command its affluent ones, those [inhabitants] of its who enjoy the graces [of God], meaning its leaders, [We command them] to obedience, by the tongue of Our messengers; but they fall into immorality therein, rebelling against Our command, and so the Word is justified concerning it, that it should be chastised, and We destroy it utterly, We annihilate it by annihilating its inhabitants and leaving it in ruins.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 15][AYAT 17]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
16of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#17:16

[017] Al Israa' Ayat 015

««•»»
Surah Al Israa' 15

مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
««•»»
mani ihtadaa fa-innamaa yahtadii linafsihi waman dhalla fa-innamaa yadhillu 'alayhaa walaa taziru waaziratun wizra ukhraa wamaa kunnaa mu'adzdzibiina hattaa nab'atsa rasuulaan
««•»»
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
««•»»
Whoever is guided is guided only for [the good of] his own soul, and whoever goes astray, goes astray only to its detriment. No bearer shall bear another’s burden. We do not punish [any community] until We have sent [it] an apostle.
««•»»

Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, yaitu orang-orang yang melaksanakan perintah perintah Nya dan menjauhi larangan-larangan Nya sesuai dengan tuntunan Rasul, maka berarti dia telah berbuat sesuatu yang menyelamatkan dirinya sendiri; karena ia akan menemui catatan-catatan tentang amal perbuatan baiknya di dalam kitab itu. Ia akan merasa berbahagia karena akan mendapatkan keridaan Allah, dan akan menerima imbalan yang berlimpah-limpah, yaitu surga dan yang serba menyenangkan. Akan tetapi barang siapa yang sesat, yaitu orang yang menyimpang dari bimbingan Alquran, dan menyesatkan dirinya sendiri sehingga ia mengalami kerugian. Ia akan menemui catatan-catatan tentang amal perbuatan buruknya di dalam kitab itu. Ia akan merasakan penyesalan yang tidak ada gunanya lagi, karena mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka, sebagai imbalan yang pantas baginya.

Sesudah itu Allah SWT menegaskan bahwa pada hari itu seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, maksudnya tiap-tiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatan buruknya sendiri, sehingga tidak mungkin seorang dibebani dosa selain dosanya sendiri. Dan mereka akan menerima balasan amalnya sesuai dengan berat ringannya kejahatan sendiri-sendiri.

Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Walid bin Mugirah ketika ia berkata: "Ingkarilah Muhammad dan sayalah yang menanggung dosamu".

Dan apabila ada seorang yang disiksa karena menyesatkan orang lain, sehingga kepadanya dijatuhi hukuman yang pantas bagi orang yang disesatkan di samping dosanya sendiri, bukanlah berarti orang yang menyesatkan itu menanggung dosa orang yang disesatkan akan tetapi orang yang menyesatkan itu dianggap berdosa karena menyesatkan orang yang disesatkan itu. Oleh sebab itu ia dikenakan siksaan sesuai dengan dosanya sendiri, dan ditambah dengan dosa menyesatkan orang lain.

Allah SWT berfirman:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْم
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).
(QS. An Nahl [16]:25)

Dan firman Allah lagi:
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ
Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri.
(QS. Al Ankabuut [29]:13)

Di akhir ayat Allah SWT menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengazab sebelum Dia mengutus seorang Rasul. Maksudnya Allah tidak akan membebankan hukuman kepada orang-orang yang melakukan sesuatu perbuatan terkecuali setelah Allah mengutus seorang Rasul untuk membacakan dan menerangkan ketentuan hukumannya. Dengan demikian ayat ini dipandang sebagai asas legalitas dalam pidana Islam. Artinya semua perbuatan yang diancam dengan hukuman haruslah terlebih dahulu diundangkan melalui sarana perundang-undangan yang dapat menjamin bahwa peraturan ini dapat diketahui oleh seluruh rakyat.

Kecuali ayat ini mengandung maksud pula bahwa Allah tidak akan membinasakan umat karena dosanya, sebelum Dia mengutus seorang utusan yang memberi peringatan dan menyampaikan syariat Allah kepada mereka dan memberi peringatan apa yang akan dilakukan terhadap mereka, dan memberi ancaman jika mereka membangkang dan tetap dalam pembangkangannya.

Allah SWT berfirman:
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ
Artinya:
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir) penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan ?". Mereka menjawab: "Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
(QS. Al Mulk [67]:8-9)

Dan firman Nya lagi:
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?. Maka rasakanlah (azab Kami). Dan tidak ada bagi yang lalim seorang penolongpun.
(QS. Faathir [35]:37)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya) karena pahala hidayahnya itu dia sendirilah yang memetiknya (dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri) karena sesungguhnya dia sendirilah yang menanggung dosa sesatnya itu. (Dan tidak dapat menanggung) seseorang (yang berdosa) pelaku dosa; artinya ia tidak dapat menanggung (dosa) orang (lain, dan Kami tidak akan mengazab) seorang pun (sebelum Kami mengutus seorang rasul) yang menjelaskan kepadanya apa yang seharusnya ia lakukan.
««•»»
Whoever is guided, is guided only to [the good of] his own soul, because the reward of his guidance will be for him; and whoever goes astray, goes astray only to its [his soul’s] detriment, because the sin thereof will be held against it. No burdened, [no] sinful, soul shall bear the burden of another, soul. And We never chastise, anyone, until We have sent a messenger, to make clear to him that which is his obligation.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Tabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Said Al-Khudri yang menceritakan bahwa ketika ayat ini diturunkan,

yaitu firman-Nya,
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya."
(QS. Al-Israa [17]:26).

Lalu Rasulullah saw. memanggil Siti Fathimah, kemudian beliau memberinya tanah Fadak. Ibnu Katsir memberikan komentarnya, hal ini sulit untuk dimengerti, karena memberikan pengertian bahwa seolah-olah ayat ini diturunkan di Madinah. Padahal menurut pendapat yang masyhur diturunkan di Mekah. Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula hadis yang serupa melalui Ibnu Abbas r.a..

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya) karena pahala hidayahnya itu dia sendirilah yang memetiknya (dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri) karena sesungguhnya dia sendirilah yang menanggung dosa sesatnya itu. (Dan tidak dapat menanggung) seseorang (yang berdosa) pelaku dosa; artinya ia tidak dapat menanggung (dosa) orang (lain, dan Kami tidak akan mengazab) seorang pun (sebelum Kami mengutus seorang rasul) yang menjelaskan kepadanya apa yang seharusnya ia lakukan.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 14][AYAT 16]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#17:15

[017] Al Israa' Ayat 014

««•»»
Surah Al Israa' 14

اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
««•»»
iqra/ kitaabaka kafaa binafsika alyawma 'alayka hasiibaan
««•»»
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".
««•»»
‘Read your book! Today your soul suffices as your own reckoner.’1
««•»»

Sesudah Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar membaca kitabnya. Peristiwa itu terjadi pada saat menjelang Yaumul Hisab. Pada ketika itu Allah akan mengeluarkan kitab yang memuat catatan amal perbuatan mereka dan ditunjukkan Nya dalam keadaan terbuka; agar manusia dapat mengetahui semua amal perbuatannya yang diperbuatnya ketika ia hidup di dunia.

Pada waktu itu mereka tidak dapat memungkiri catatan-catatan itu, karena pencatatnya adalah malaikat-malaikat yang memang ditunjuk oleh Allah yang pekerjaannya khusus mencatat amal-amal perbuatan manusia. Itulah sebabnya maka Allah SWT menegaskan di akhir ayat bahwa cukuplah pada hari itu, diri mereka sendiri sebagai penghisab amal perbua1an mereka. Maksudnya semua catatan yang termuat dalam kitab itu cukup kuat, sebagai bukti karena apa yang tercatat dalam kitab itu merupakan rekaman bagi amal perbuatan mereka; sehingga seolah-olah mereka sendirilah yang membuat catatan-catatan itu.

Dengan demikian maka tidak perlu adanya bukti-bukti lain sebagai penguat karena semua catatan yang tergores dalam kitab itu menjadi bukti yang sangat meyakinkan, sehingga tidak bisa ditambah atau dikurangi lagi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Dan dikatakan kepadanya: ("Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu itu sebagai penghisab terhadapmu.") menjadi penghisab sendiri.
««•»»
And it will be said to him: ‘Read your book! This day your soul suffices as your own reckoner’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#17:14

Selasa, 17 Maret 2015

[017] Al Israa' Ayat 013

««•»»
Surah Al Israa' 13
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا
««•»»
wakulla insaanin alzamnaahu thaa-irahu fii 'unuqihi wanukhriju lahu yawma alqiyaamati kitaaban yalqaahu mansyuuraan
««•»»
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
««•»»
We have attached every person’s omen to his neck, and We shall bring it out for him on the Day of Resurrection as a wide open book that he will encounter.
««•»»

Allah SWT menjelaskan bahwa masing-masing manusia itu telah dicatat amal perbuatannya, dan tetaplah amal perbuatan itu dalam buka catatan seperti tetapnya kalung pada leher mereka. Maksudnya bahwa tiap-tiap amal perbuatan yang mereka perbuat, terekam dalam rekaman atau tercatat dalam sebuah kitab. Amal perbuatan tersebut mencakup amal baik dan amal buruk, besar maupun kecil yang diperbuat manusia atas dasar pilihannya. Rekaman rekaman atau catatan-catatan dari amal perbuatan mereka itu termuat dalam sebuah kitab yang terpelihara dan bersifat tetap tidak dapat berubah-ubah lagi.

Tetapnya catatan-catatan mereka dalam kitab itu, diumpamakan seperti tetapnya kalung pada leher manusia, sebagai kiasan bahwa catatan itu akan terpelihara, dengan tidak akan hilang, dan selalu berada pada manusia itu.

Selanjutnya Allah SWT menegaskan bahwa kitab yang mengandung rekaman amal perbuatan manusia itu akan dikeluarkan dan simpanannya pada hari kiamat, dan akan diperlihatkan kepada mereka, sehingga mereka dapat mengetahui isinya secara terbuka.

Di dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa tugas pencatatan amal perbuatan manusia itu diurus oleh malaikat. Allah SWT berfirman:

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ    كِرَامًا كَاتِبِينَ    يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al Infithar []:10,11,12)

Menurut riwayat Ibnu Jarir dari Al Hasan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Allah berfirman kepada Bani Adam: "Hai Bani Adam ! Kami telah membuka lembaran-lembaran Kitab, dan telah ditunjuk dua orang malaikat yang mulia sebagai wakil. Seorang di antara keduanya di sebelah kanan, dan seorang lagi di belah kirimu. Adapun yang berada di sebelah kananmu pekerjaannya mencatat amal baikmu, sedang yang di sebelah kirimu mencatat amal perbuatan burukmu. Maka berbuatlah menurut kesukaanmu amal perbuatan yang banyak atau yang Sedikit sehingga ajal datang merenggutmu. Dan apabila engkau telah mati Aku lipatkan lembaran-lembaran kitab dan aku kalungkan ke lehermu dan tetap bersamamu dalam kuburmu hingga hari kiamat.

Pada hari itu kitab itu akan dikeluarkan dan engkau menemuinya terbuka. Bacalah kitab catatan itu niscaya pada hari itu engkau akan mengetahui bahwa kitab itu cukup sebagai penghisab amal perbuatanmu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya) artinya dia telah membawa amal perbuatannya sendiri (pada lehernya) lafal ini disebutkan secara khusus mengingat lafal ini menunjukkan pengertian tetap yang paling akurat. Dan sehubungan dengan pengertian ini Mujahid telah berkata, bahwa tiada seorang anak pun yang dilahirkan melainkan pada lehernya telah ada suatu lembaran yang tertulis di dalamnya apakah ia celaka atau bahagia. (Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab) yang tertulis di dalamnya semua amal perbuatannya (yang dijumpainya terbuka) kedua lafal ini menjadi sifat daripada lafal kitaaban.
««•»»
And We have attached every person’s omen — his deeds — for him to carry, upon his neck — this [site] is singled out for mention because fastening [something] to it is [much] more severe; Mujāhid [b. Jabr al-Makkī] said, ‘There is not a child born but it has a leaf around its neck in which it is decreed [that the child will be either] fortunate or damned’ — and We shall bring forth for him, on the Day of Resurrection, a book, in which his deeds are recorded [and], which he will find wide open (yalqāhu manshūran: both are adjectival qualifications of kitāban, ‘a book’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#17:13

[017] Al Israa' Ayat 012

««•»»
Surah Al Israa' 12

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا
««•»»
waja'alnaa allayla waalnnahaara aayatayni famahawnaa aayata allayli waja'alnaa aayata alnnahaari mubshiratan litabtaghuu fadhlan min rabbikum walita'lamuu 'adada alssiniina waalhisaaba wakulla syay-in fashshalnaahu tafshiilaan
««•»»
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
««•»»
We made the night and the day two signs. Then We effaced the sign of the night, and made the sign of the day lightsome that you may seek grace from your Lord and that you may know the number of years and the calculation [of time], and We have elaborated everything in detail.[1]
[1] Or ‘articulated everything distinctly.’
««•»»

Kemudian dari pada itu Allah SWT menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Nya yang ada di alam semesta, dengan maksud agar supaya manusia memikirkan dan merenungi Penciptanya. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan malam dan siang, masing-masing sebagai tanda kekuasaan Nya. Slang dan malam merupakan dua peristiwa yang selalu silih berganti yang sangat berguna bagi kemaslahatan man usia dalam menjalankan kewajiban agama dan urusan-urusan duniawi. Pergantian yang teratur seperti itu merupakan tanda kekuasaan Allah yang sangat jelas bagi manusia. Barang siapa yang memperhatikan dan memikirkan pergantian slang dan malam itu tentu akan yakin bahwa alam semesta ini ada yang mengaturnya dengan aturan-aturan yang sangat baik dan tepat, yang menunjukkan bahwa pengaturannya sangat teliti, sehingga dengan demikian, manusia akan dapat mengakui adanya Pencipta jagat raya ini dan seluruh isinya.

Di samping itu adanya pergantian siang dan malam merupakan anugerah yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia dalam kehidupan mereka sehari hari. Di waktu slang mereka dapat berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan di waktu malam mereka dapat beristirahat untuk melepaskan lelah. Allah SWT menjelaskan lebih lanjut bahwa Dialah yang menghapuskan tanda-tanda malam yaitu hilangnya cahaya matahari dan ufuk barat, sehingga lama kelamaan hari menjadi gelap gulita. Hal ini merupakan tanda kekuasaan Nya pula. Dan Allah menjadikan tanda-tanda siang bercahaya, maksudnya Allah menjadikan slang yang terang benderang itu sebagai tanda kekuasaan Nya pula, dan juga untuk memberikan kesempatan kepada manusia untuk mencari kebutuhan hidup untuk diri mereka sendiri dan keluarganya. Kecuali itu, perubahan siang dan malam itu sangat berguna bagi manusia untuk mengetahui bilangan tahun, bulan dan hari serta perhitungannya, terkecuali di daerah kutub utara dan selatan.

Siang dan malam terjadi karena perputaran bumi pada porosnya bergerak dari barat ke timur, yang memberikan kesan kepada manusia seolah-olah matahari bergerak dari timur ke barat. Apabila matahari muncul dibelah timur disebut, hari telah siang dan apabila matahari terbenam di ufuk barat disebut hari telah malam.

Dari saat matahari terbenam pada suatu saat, hingga matahari terbenam pada hari berikutnya disebut satu hari satu malam menurut kebiasaan dan anggapan dalam perhitungan tahun qamariyah. Tetapi dalam perhitungan tahun syamsiyah, yang disebut sehari semalam ialah waktu dari pertengahan malam hingga pertengahan malam berikutnya. Sedang yang dimaksud dengan satu tahun dalam perhitungan tahun qamariyah ialah lama waktu dari tanggal I Muharam hingga tanggal 1 Muharam berikutnya, yang lamanya 354 hari untuk Tahun-tahun basitah, atau 355 hari untuk tahun-tahun kabisah. Perhitungan serupa ini dinamakan hisab `urfi, sedang yang disebut satu tahun dalam tahun Syamsiyah ialah dari tanggal I Januari hingga tanggal 1 Januari tahun berikutnya, yang lamanya 365 hari untuk tahun-tahun basitah dan 366 hari untuk tahun-tahun kabisah.

Sebenarnya secara astronomis yang disebut satu tahun itu ialah peredaran matahari di antara bintang-bintang pada saat matahari berada di titik Aries hingga ke titik Aries kembali, itulah yang disebut tahun Syamsiyah. Sedang untuk perhitungan qamariyah, perhitungan tahun ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Maka dari bulan sabit ke bulan berikutnya disebut 1 bulan, dan apabila telah 12 kali terjadi bulan sabit dianggap telah genap satu tahun qamariyah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda) yang kedua-duanya menunjukkan kekuasaan Kami (lalu Kami hapuskan tanda malam) Kami tutup cahayanya dengan kegelapan malam hari supaya kalian tenang berada di dalamnya; idhafat di sini menunjukkan makna bayan (dan Kami jadikan tanda siang itu terang) seseorang dapat melihat berkat adanya cahaya (agar kalian mencari) pada siang hari (karunia dari Rabb kalian) dengan berusaha (dan supaya kalian mengetahui) melalui malam dan siang hari itu (bilangan tahun-tahun dan perhitungan) waktu-waktu. (Dan segala sesuatu) yang diperlukan (telah Kami terangkan dengan jelas) artinya Kami telah menjelaskannya secara rinci.
««•»»
And We made the night and the day two signs, [both] indicators of Our power. Then We effaced the sign of the night, extinguishing its light with darkness, so that you might repose therein (the annexation [āyata’layli, ‘the sign of the night’, is explicative), and made the sign of the day sight-giving, in other words, one in which it is possible to see because of the light; that you may seek, therein, bounty from your Lord, by earning [your livelihood], and that you may know, by both [day and night], the number of years and the reckoning, of the times [of the day], and everything, that might be needed, We have detailed very distinctly, We have explained clearly.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#17:12