Kamis, 07 Mei 2015

[017] Al Israa' Ayat 023



««•»»
Surah Al Israa' 23

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
««•»»
waqadaa rabbuka allaa ta'buduu illaa iyyaahu wabialwaalidayni ihsaanan immaa yablughanna 'indaka alkibara ahaduhumaa aw kilaahumaa falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qawlan kariimaan
««•»»
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia {850}.
{850} Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
««•»»
Your Lord has decreed that you shall not worship anyone except Him, and [He has enjoined] kindness to parents. Should they reach old age at your side —one of them or both— do not say to them, ‘Fie!’[1] And do not chide them, but speak to them noble words.
[1] That is, do not grumble or speak to them in an ill-tempered manner. Uff is an interjection expressing displeasure and exasperation, indicating that one has been put out of patience.
««•»»

Kemudian Allah SWT menyatakan, bahwa Dia telah memerintahkan kepada seluruh manusia, agar mereka memperhatikan beberapa perkara yang menjadi pokok keimanan. Perkara-perkara itu ialah:

Pertama:
Agar mereka tidak menyembah tuhan-tuhan yang lain selain Dia. Termasuk pada pengertian menyembah Tuhan selain Allah, ialah mempercayai adanya kekuatan lain yang dapat mempengaruhi jiwa dan raga, selain kekuatan yang datang dari Allah. Semua benda yang ada, yang kelihatan ataupun yang tidak, adalah makhluk Allah.

Oleh sebab itu yang berhak mendapat penghormatan tertinggi, hanyalah yang menciptakan alam dan semua isinya. Dia lah yang memberikan kehidupan dan kenikmatan pada seluruh makhluk Nya. Maka apabila ada manusia yang memuja-muja benda-benda alam ataupun kekuatan gaib yang lain, berarti ia telah sesat, karena kesemua benda-benda itu adalah makhluk Allah, yang tak berkuasa memberikan manfaat dan tak berdaya untuk menolak kemudaratan, serta tak berhak disembah.

Ke·dua:

Agar mereka berbuat baik kepada kedua ibu-bapak mereka, dengan sikap yang sebaik-baiknya Allah SWT memerintahkan kepada manusia, agar berbuat baik kepada ibu bapak, sesudah memerintahkan kepada mereka beribadah hanya kepada-Nya, dengan maksud agar manusia memahami betapa pentingnya berbuat baik terhadap ibu-bapak itu dan agar mereka mensyukuri kebaikan mereka, seperti betapa beratnya penderitaan yang telah mereka rasakan pada saat melahirkan, betapa pula banyaknya kesulitan dalam mencari nafkah dan di dalam mengasuh serta mendidik putra-putra mereka dengan penuh kasih sayang. Maka pantaslah apabila berbuat baik kepada kedua ibu-bapak itu, dijadikan sebagai kewajiban yang paling penting di antara kewajiban-kewajiban yang lain, dan diletakkan Allah dalam urutan kedua sesudah kewajiban manusia beribadah hanya kepada Allan Yang Maha Kuasa.

Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.
(Q.S. An Nisa [4]:36)

Sebaliknya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dinyatakan sebagai orang yang berbuat maksiat, yang dosanya diletakkan pada urutan kedua sesudah dosa orang yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain.

Allah SWT berfirman:
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak."
(Q.S. Al An'am [6]:151)

Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua mereka dengan alasan sebagai berikut:
  1. Kasih sayang kedua ibu bapak yang telah dicurahkan kepada anak-anaknya dan segala macam usaha yang telah diberikan agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang saleh, terjauh dari jalan yang sesat. Maka sepantasnya lah apabila kasih sayang yang tiada taranya itu, dan usahanya yang tak mengenal payah itu mendapat balasan dari anak-anak mereka dengan berbuat baik kepada mereka dan mensyukuri jasa baik mereka itu.
  2. Anak-anak adalah bagian tulang dari kedua ibu bapak, seperti disebutkan dalam riwayat: فاطمة بضعة مني Artinya: "Fatimah adalah bagian tulang diriku"
  3. Anak-anak sejak masih bayi hingga dewasa, baik makanan ataupun pakaiannya menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya, maka sepantasnyalah apabila tanggung jawab itu mendapat imbalan budi dari anak-anaknya.
Secara singkat dapat dikatakan, bahwa nikmat yang paling banyak diterima oleh manusia ialah nikmat Allah, sesudah itu nikmat yang diterima dari kedua ibu-bapak. Itulah sebabnya maka Allah SWT meletakkan kewajiban berbuat baik kepada ibu bapak pada urutan kedua sesudah kewajiban manusia beribadat hanya kepada Allah.

Sesudah itu Allah SWT menetapkan bahwa apabila salah seorang di antara kedua ibu bapak atau kedua-duanya telah berumur lanjut, sehingga mereka itu mengalami kelemahan jasmani, dan tak mungkin lagi untuk berusaha mencari nafkah, karena itu mereka harus hidup bergaul dengan anak-anakuya, agar mendapatkan nafkah dan perlindungannya, maka menjadi kewajibanlah bagi anak-anaknya menggauli mereka dengan penuh kasih sayang dan menghormati mereka sebagai rasa syukur terhadap nikmat yang pernah diterima dari kedua ibu bapaknya.

Di dalam ayat ini nampak adanya beberapa ketentuan dan sopan santun yang harus diperhatikan anak terhadap kedua ibu bapaknya antara lain:
  1. Tidak boleh anak mengucapkan kata "ah" kepada kedua orang ibu bapaknya, hanya karena sesuatu sikap atau perbuatan mereka yang kurang disenangi, akan tetapi dalam keadaan serupa itu hendaklah anak-anaknya berlaku sabar, sebagaimana perlakuan kedua ibu bapaknya ketika mereka merawat dan mendidiknya di waktu anak-anak itu masih kecil.
  2. Tidak boleh anak-anak menghardik atau membentak kedua orang ibu bapaknya sebab dengan bentakan itu kedua ibu bapaknya akan terlukai perasaannya. Menghardik kedua iba bapak, ialah mengeluarkan kata-kata kasar pada saat si anak menolak pendapat kedua orang tua atau menyalahkan pendapat mereka, sebab pendapat mereka tidak sesuai dengan pendapat si anak. Larangan menghardik dalam ayat ini adalah sebagai penguat dari larangan mengatakan "ah" yang biasanya diucapkan oleh seorang anak terhadap kedua ibu bapaknya pada saat ia tidak menyetujui kedua ibu bapaknya.
  3. Hendaklah anak mengucapkan kepada kedua ibu bapak kata-kata yang mulia. Kata-kata yang mulia ialah kata-kata yang diucapkan dengan penuh khidmat dan hormat, yang menggambarkan tata adab yang sopan santun dan penghargaan yang penuh terhadap orang lain.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan telah memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu supaya janganlah) lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa (kalian menyembah selain Dia dan) hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu dengan berbakti kepada keduanya. (Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu) lafal ahaduhumaa adalah fa`il (atau kedua-duanya) dan menurut suatu qiraat lafal yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi badal daripada alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan ah kepada keduanya) dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya adalah celaka dan sial (dan janganlah kamu membentak mereka) jangan kamu menghardik keduanya (dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia) perkataan yang baik dan sopan.
««•»»
And your Lord has decreed, He has commanded, that you worship none save Him, and, that you show, kindness to parents, by being dutiful to them. If they should reach old age with you, one of them (ahaduhumā is the subject [of the verb]) or both (a variant reading [for yablughanna] has yablughān, ‘both [should] reach’, in which case ahaduhumā would be substituting for the [dual indicator] alif [of yablughān]) then do not say to them ‘Fie’ (read uffan or uffin, uffa or uffi, a verbal noun meaning tabban, ‘perish!’ or qubhan, ‘evil!’) nor repulse them, but speak to them gracious words, fair and gentle [words].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of111
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=17&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#17:23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar